Pernah nggak sih, ngerasa otak kayak mendidih? Pikiran penuh, to-do list nggak kelar-kelar, dan rasanya pengen kabur aja dari semuanya. Nah, gue punya satu solusi yang simpel, murah, dan surprisingly manjur: jalan kaki tanpa tujuan.
Iya, beneran. Bukan jalan cepat buat olahraga, bukan juga jalan ke minimarket beli indomie. Ini bener-bener jalan kaki tanpa arah yang jelas. Cuma keluar rumah, melangkah, dan lihat ke mana kaki mau bawa lo pergi.
Kenapa Harus Tanpa Tujuan?
Waktu pertama kali gue nyobain ini, awalnya gara-gara burnout. TRISULA88 Kerjaan numpuk, deadline ngejar, dan kepala kayak mau meledak. Gue capek banget duduk depan laptop tapi nggak produktif juga. Akhirnya gue keluar rumah, jalan aja. Nggak pake headset, nggak buka HP, cuma ngelihatin sekitar dan jalan.
Ternyata efeknya luar biasa. Otak jadi lebih plong, gue bisa mikir lebih jernih, dan mood pun naik drastis. Ternyata, dengan nggak ngapa-ngapain secara “serius”, kita justru ngasih ruang buat otak istirahat dan bernapas.
Otak Butuh Jeda, Bukan Cuma Kopi
Selama ini kita suka mikir bahwa istirahat itu harus rebahan sambil scroll TikTok, atau nonton series favorit. Padahal itu tetap bikin otak kerja. Otak masih harus mencerna informasi baru, apalagi kalau yang ditonton malah bikin overthinking.
Jalan kaki tanpa tujuan itu beda. Kita nggak dikasih target atau “tugas” selama jalan. Nggak harus ngitung langkah, nggak usah mikirin kalori terbakar. Kita cuma… jalan. Dan justru di situlah sihirnya terjadi. Otak bisa lepas dari “mode kerja” dan masuk ke “mode mengembara”—semacam autopilot yang bikin pikiran bebas melayang.
Bonusnya: Ketemu Hal-Hal Kecil yang Menyegarkan
Yang gue suka dari jalan kaki model begini adalah, kita jadi lebih sadar sama sekitar. Mungkin selama ini kita lewat gang kecil tapi nggak pernah benar-benar lihat. Mungkin ada kucing lucu tidur di bawah motor, tukang roti langganan lagi ngobrol santai, atau ada mural baru di tembok gang.
Hal-hal kecil kayak gini bisa jadi sumber kebahagiaan sederhana. Rasanya kayak nemu kejutan kecil yang bikin senyum-senyum sendiri. Kadang, kita nggak butuh healing mewah—cukup disadarkan bahwa hidup masih punya sisi manis yang bisa dinikmati tanpa harus bayar mahal.
Nggak Perlu Lama, yang Penting Niat
Gue nggak pernah nargetin harus jalan sejam atau dua jam. Kadang cuma 10-15 menit pun udah cukup buat ngasih efek positif. Yang penting, niatnya jelas: gue mau lepas sebentar dari rutinitas, dan membiarkan pikiran gue jalan-jalan.
Kalau lo tinggal di kota besar, mungkin harus cari waktu yang agak lengang. Tapi kalau bisa, coba cari rute yang tenang—gang kecil, taman, atau bahkan keliling komplek. Biar suasananya lebih mendukung buat “membebaskan pikiran”.
Terapi yang Bisa Dilakuin Kapan Aja
Nggak ada jadwal khusus buat mulai jalan kaki tanpa tujuan ini. Lo bisa lakuin pagi-pagi sebelum aktivitas, sore pas matahari mulai turun, atau malam pas suasana mulai sepi. Nggak butuh peralatan khusus, nggak perlu outfit kece. Cukup sandal jepit, dan niat buat nyari ketenangan.
Kalau lagi suntuk, mumet, atau stuck, jangan buru-buru nyalahin diri sendiri atau nyari solusi ribet. Coba aja keluar rumah, dan jalan. Siapa tahu, solusi yang lo cari malah nongol di tengah-tengah langkah tanpa arah itu.
Jadi, lain kali otak lo mulai penuh dan kayak mau meledak, jangan langsung cari tiket ke Bali. Coba dulu keluar rumah dan jalan tanpa tujuan. Siapa tahu, kedamaian yang lo cari selama ini cuma sejauh beberapa langkah kaki aja.
Pernah nyobain jalan kaki tanpa tujuan juga? Ceritain dong, rasanya gimana?